Rabu, 30 November 2011

Contoh Kasus Database, Dalam Kepegawaian .

Contoh Kasus 1
Gambar 1 menunjukkan relasi kepala departemen antara entiti Pegawai dengan Departemen adalah 1 : 1 yang berarti satu orang pegawai hanya dapat mengepalai satu departemen dan satu departemen hanya boleh dikepalai oleh satu orang pegawai. Dilihat dari kenyataan yang terjadi, relasi tersebut adalah benar karena tidak mungkin pada satu waktu, ada lebih dari satu pegawai yang mengepalai suatu departemen dan begitu pula sebaliknya.

Gambar 1. Relasi entiti Pegawai dan entitiDepartemen
Namun ternyata ketika terjadi pergantian kepala departemen, data kepala departemen yang lama sudah tidak dapat lagi diketahui. Dengan kata lain, database tidak menyediakan penyimpanan data masa lampau. Oleh karena itu, desain gambar 1 ditambahkan suatu entiti yang mencatat tanggal seorang pegawai menjabat suatu departemen, sehingga dapat ditelusuri siapa saja yang pernah menjabat menjadi kepala departemen suatu departemen (gambar 2).
Gambar 2. Penambahan entiti History Kepala Departemen
Gambar 2. Penambahan entiti History Kepala Departemen
Apabila ruang lingkup ditambah dengan pencatatan setiap jabatan yang dipegang selama seorang pegawai, maka gambar 2 harus diubah lagi dengan memasukkan informasi pilihan jabatan yang mungkin dijabat seorang pegawai selain kepala departemen. Sebagai seorang pegawai pasti mempunyai sebuah jabatan, sehingga dari entiti history jabatan dapat diketahui departemen yang saat itu menaunginya. Oleh karena itu, relasi antara entiti Pegawai dengan entiti Departemen dapat dihilangkan.

Gambar 3. Perubahan entiti History Jabatan
Moss poin (d) dan Elmasri poin (a) menyatakan bahwa pembuatan model harus disesuaikan dengan fakta. Contoh kasus 1 memperlihatkan bahwa dalam melakukan desain perlu memastikan data apa saja yang dibutuhkan baik sekarang maupun yang akan datang dapat tersedia. Pada gambar 1 terdapat permasalahan yaitu tidak menyediakan penyimpanan data masa lampau. Kemudian yang kedua adalah apakah database dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan pertumbuhan user sebagaimana yang digambarkan pada gambar 3 yaitu bahwa jenis jabatan dapat semakin beragam, oleh karena itu dibuat sebuah entiti tersendiri.
Contoh kasus 2
Pada suatu database yang diakses oleh banyak user, perlu diperhatikan data mana saja yang boleh diakses seorang pegawai, data mana yang tidak boleh diakses oleh seorang pegawai. Seperti yang dilihat pada gambar 4, setiap pegawai berhak melihat history jabatannya masing-masing maupun milik pegawai lain, namun setiap pegawai (kecuali bagian penggajian) hanya boleh melihat data gaji miliknya sendiri.

Gambar 4. Pengaksesan history jabatan
Untuk memastikan data agar dapat diakses oleh banyak user pada banyak aplikasi maka perlu diperhatikan pemilihan database yang digunakan. Apabila ternyata database yang digunakan tidak mendukung management user, maka perlu disediakan entiti Hak Akses dan entiti Menu (gambar 5).

Gambar 5. Penambahan hak akses menu
Contoh kasus 2 memperlihatkan bahwa pemilihan database juga mempengaruhi desain database, antara lain adalah management user atau pemilihan tipe data, dimana tiap database menyediakan tipe data yang berbeda.
Contoh kasus 3
Seorang pegawai berprestasi akan dikaitkan dengan jabatan apa yang dimiliki pada saat itu, sehingga pada gambar 6 digambarkan bahwa entity Prestasi direlasikan dengan entiti History Jabatan.

Gambar 6. Entiti Prestasi berleasi dengan entity Jabatan
Ternyata prestasi tidak sepenuhnya melekat pada prestasi, namun sebenarnya lebih tepat apabila entiti Prestasi direlasikan dengan entiti Pegawai. Untuk mengetahui prestasi seorang pegawai didapat pada saat pegawai tersebut menjabat menjadi apa, dapat dilakukan proses query. Contoh kasus 3 memperlihatkan bahwa ketika mengadopsi aturan bisnis dengan obyek pada dunia nyata harus dilakukan dengan cermat, sehingga relasi yang dibuat menjadi tepat (Moss poin (d) dan Elmasri poin (a) dan memastikan bahwa tiap definisi/semantik menempel pada data yang sesuai (Moss (a) dan Elmasri (d)).

Gambar 7. Entiti Prestasi berelasi dengan entity Pegawai

SUMBER : http://blog.ub.ac.id/lutfifanani/2010/03/07/10/

Model Data REA (Resource Event & Agent)

Pengertian Resource Event Agent (REA)

sumber daya, Acara, Agen (REA) adalah model bagaimana sebuah sistem akuntansi dapat kembali direkayasa untuk usia komputer. REA awalnya diusulkan pada tahun 1982 oleh William E. McCarthy sebagai model akuntansi umum, dan berisi konsep sumber daya, peristiwa dan agen.

REA adalah model yang populer dalam sistem informasi pengajaran akuntansi (AIS). Tapi ini jarang terjadi pada praktik bisnis-perusahaan tidak dapat dengan mudah membongkar sistem warisan mereka untuk memenuhi tuntutan radikal REA's.

Model REA menghilangkan objek akuntansi banyak yang tidak diperlukan dalam usia komputer. Yang paling terlihat dari ini adalah debit dan kredit-double-entry pembukuan menghilang dalam sistem REA. Banyak buku besar umum juga menghilang, setidaknya sebagai obyek persisten, - misalnya, piutang atau hutang. Komputer dapat menghasilkan account tersebut secara real time menggunakan catatan sumber dokumen.

REA memperlakukan sistem akuntansi sebagai representasi virtual bisnis yang sebenarnya. Dengan kata lain, itu menciptakan objek komputer yang langsung mewakili benda nyata dunia bisnis. Dalam istilah ilmu komputer, REA adalah suatu ontologi. Objek nyata termasuk dalam model REA adalah:

* Barang, jasa atau uang, yaitu, SUMBER DAYA
* Transaksi bisnis atau perjanjian yang mempengaruhi sumber daya, yaitu, KEJADIAN
* Orang atau badan-badan manusia lain (perusahaan lain, dll), yaitu, AGEN

Ini kontras objek dengan istilah akuntansi konvensional seperti aktiva atau kewajiban, yang kurang langsung terkait dengan objek dunia nyata. Sebagai contoh, aset akuntansi konvensional seperti goodwill tidak sumber REA.

Ada model REA terpisah untuk setiap proses bisnis di perusahaan. Sebuah proses bisnis secara kasar sesuai dengan departemen fungsional, atau fungsi dalam rantai nilai Michael Porter. Contoh dari proses bisnis akan penjualan, pembelian, konversi atau manufaktur, sumber daya manusia, dan pendanaan.

Di jantung masing-masing model REA biasanya ada sepasang peristiwa, dihubungkan oleh hubungan pertukaran, biasanya disebut sebagai hubungan "dualitas". Salah satu peristiwa biasanya merupakan sumber daya yang diberikan atau hilang, sementara yang lain merupakan sumber daya yang diterima atau diperoleh. Sebagai contoh, dalam proses penjualan, satu peristiwa akan "penjualan"-di mana barang diberikan up-dan yang lain akan "penerimaan kas", dimana kas diterima. Kedua peristiwa yang terkait, yaitu sebuah penerimaan kas terjadi dalam pertukaran untuk penjualan, dan sebaliknya. Hubungan dualitas dapat lebih kompleks, misalnya, dalam proses manufaktur, maka akan melibatkan lebih dari dua peristiwa (lihat Dunn et al [2004] untuk contoh.).

REA sistem biasanya dimodelkan sebagai database relasional, meskipun hal ini tidak wajib. Desain biasanya menggunakan diagram entitas-hubungan. Filosofi dari REA mengacu pada gagasan Pola Desain dapat digunakan kembali, meskipun pola REA digunakan untuk menggambarkan database daripada program berorientasi objek, dan sangat berbeda dari 23 pola kanonik dalam buku pola desain asli oleh Gamma et al. (Yang tidak mengherankan karena Gamma et al. Pola benar-benar penerapan pola untuk berkeliling kekurangan dalam C + + bukan dari pola desain per se). Penelitian di REA menekankan pola (misalnya, Hruby et al. 2006). Berikut adalah contoh pola REA dasar:

Pola ini diperluas untuk mencakup komitmen (janji untuk terlibat dalam transaksi, misalnya, seorang sales order), kebijakan, dan konstruksi. Dunn et al. (2004) memberikan gambaran yang baik pada tingkat sarjana (untuk jurusan akuntansi), sementara Hruby et al. (2006) adalah sebuah referensi canggih untuk ilmuwan komputer.

REA pengaruh berkelanjutan terhadap standar electronic commerce ebXML, dengan W. McCarthy secara aktif terlibat dalam komite standar. Standar XBRL GL bersaing namun adalah bertentangan dengan konsep REA, karena erat meniru double-entry pembukuan

Diagram Hubungan Entitas

Diagram Hubungan Entitas atau entity relation diagram merupakan model data berupa notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang menggambarkan hubungan antara penyimpan. Model data sendiri merupakan sekumpulan cara, peralatan untuk mendeskripsikan data-data yang hubungannya satu sama lain, semantiknya, serta batasan konsistensi. Model data terdiri dari model hubungan entitas dan model relasional. Diagram hubungan entitas ditemukan oleh Peter Chen dalam buku Entity Relational Model-Toward a Unified of Data. Chen mencoba merumuskan dasar-dasar model dan setelah itu dikembangkan dan dimodifikai oleh Chen dan banyak pakar lainnya. Pada saat itu diagram hubungan entitas dibuat sebagai bagian dari perangkat lunak yang juga merupakan modifikasi khusus, karena tidak ada bentuk tunggal dan standar dari diagram hubungan entitas.

CONTOH GAMBAR DIAGRAM ENTITAS

Proses Desain Database

Buat para Database designer atau Database Administrator (DBA) mendesain database adalah hal yang sudah biasa dilakukan, namun bagaimana buat kita-kita yang baru saja mempelajari database, atau belum pernah sama sekali mendesain database?
Maka disini saya ingin sharing bagaimana langkah-langkah yang baik dan benar untuk mendesain sebuah database:
  1. Analisis Persyaratan: Langkah pertama dalam mendesain sebuah aplikasi database adalah memahami dan mengetahui data yang harus disimpan di dalam database, aplikasi apa yang harus dibangun diatasnya, dan jenis operasi apa yang lebih banyak digunakan, dan subjek untuk melakukan persyaratan yang ada. Dengan kata lain, kita harus tahu apa yang diinginkan pengguna database tersebut. Biasanya ini adalah sebuah proses informal yang melibatkan partisipasi kelompok pengguna, studi tentang lingkungan pegoprasian saat ini dan bagaimana perkiraan perubahan lingkungan tersebut, analisis dokumen yang ada dalam suatu aplikasi yang diharapkan akan diganti atau dilengkapi oleh database, dan seterusnya. Banyak metodologi yang diusulkan untuk menyusun dan menampilkan informasi yang dikumpulkan pada langkah tersebut. Beberapa alat otomatis pun telah dikembangkan untuk mendukung proses ini.
  2.  Desain Database Konseptual: Informasi dikumpulkan pada saat analisis persyaratan digunakan untuk mengembangkan deskripsi data tingkat tinggi yang harus disimpan dalam database, bersama dengan batasan yang telah diketahui untuk menetapkan penyimpanan data tersebut. Langkah ini sering dilakukan dengan menggunkan model ER. Model ER adalah salah satu dari model data tingkat tinggi, atau semantik, yang digunakan dalam desain database. Tujuannya adalah menciptakan gambaran sederhana tentang data yang mirip dengan pemikiran pengguna dan pengembang mengenai data tersebut (orang dan proses yang dinyatakan dalam data tersebut). Hal tersebut menfasilitasi diskusi di antara orang-orang yang terlibat dalam proses desain, bahkan mereka yang tidak mempunyai latar belakang teknis. Pada saat yang sama, desain awal harus akurat untuk membantu ketapatan translasi ke dalam sebuah model data yang didukung oleh sistem database komersial (yang dalam prakteknya berarti model relasional).
  3. Desain Database Logika: Kita harus memilih sebuah DBMS untuk mengimplementasikan desain database kita, dan mengubah konsep desain database menjadi sebuah skema database dalam model data dari DBMS terpilih. Kitah hanya akan memperhatikan DBMS relasional, dan dengan demikian tugas desain logika adalah mengubah skema ER menjadi skema database relasional.
  4. Perbaikan Skema: Langkah keempat dalam desain dataase adalah analisis sekumpulan relasi dalam skema database relasional untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul, dan memperbaikinya. Berbeda dengan alaisis persyaratan dan langkah-langkah desain konseptual, yang secara esensial bersifat subjektif, perbaikan skema dapat dipandu oleh beberapa teori yang kuat dan bagus.  Langkah keempat ini, para akademis IT lebih sering disebut dengan Normalisasi.
  5. Desain Database Fisik: pada langkah ini, kita juga mempertimbagkan beban kerja umum yang diharapkan dapat didukung oleh datagbase kita dan memperbaiki deswain database di masa mendatang untuk memastikan terpenuhinya kriteria performa yang diinginkan. Langkah ini hanya mencakup pembuatan indeks pada beberapa tabe dan mengelompokkan beberapa tabel, atau bahkan melibatkan desain ulang yang substansial terhadap beberapa bagian skema database yang didapat dari langkah pertama desain database. 
  6. Desain Aplikasi dan Keamanan: Semua proyek perangkat lunak yang melibatkan sebuah DBMS harus mempertimbangkan aspek aplikasi yang berada di luar database itu sendiri. Metodologi desain seperti UML mencoba menekankan desain perangkat lunak dan siklus pengembangan yang lengkap. Secara singkat, kita harus bisa mengidentifikasi entitas (contohnya pengguna, grup-grup pengguna, dan bagian-bagian lain) dan proses-proses yang terlibat dalam aplikasi. Kita harus menggambarkan peran setiap entitas dalam setiap proses yang akan direfleksikan pada beberapa tugas aplikasi, sebagai bagian dari aliran kerja lengkap untuk tugas tersebut. Untuk tiap peran, kita harus bisa mengidentifikasi bagian database yang harus bisa diakses dan yang tidak bisa diakses, dan kitah harus bisa menganmbil langkah untuk memastikan bahwa aturan akses terseut dilakukan. DBMS memberikan beberapa mekanisme untuk membantu langkah tersebut.
Demikianlah langkah-langkah desain database yang harus kita lakukan jika kita ingin membangun sebuah database yang baik dan benar. Secara realistis, meskipun kita mulai dari proses 6 langkah diatas, sebuah desain database yang lengkap mungkin akan memerlukan sebuah fase tuning (penyesuaian) sesudah itu sampai desain tersebut memuaskan.
 
Sumber : http://wilantara.com/database/66-langkah-langkah-mendesain-database.html

Model Data dan Desain Database

Model Data
Model data digunakan untuk mendeskripsikan rancangan basis data pada level lojik. Ada beberapa model data, antara lain:1. Model Entity-RelationalshipPada model ini suatu basis data merupakan representasi dari sekumpulan objek dasar dan relasi yang menghubungkan entitas.2. Model RelasionalModel relasional menggunakan bentuk table-tabel untuk mempresentasikan data dan relasinya. Model ini menempati level abstraksi yang lebih rendah daripada model E-R karena sifatnya langsung menunjukkan bentuk record yang akan dikirimkan dalam suatu file.3. Selain model tersebut terdapat model-model lain seperti objectobject-oriented, object-relasional dsb.Dalam model data juga terdapat konsep yang penting, yaitu:• Constraint, yaitu batasan yang harus dipenuhi dalam suatu struktur basis data.• Key, berfungsi mengidentifikasikan atribut khusus yang membedakan setiap entitas. Contoh: primary key, foreign key.• Query adalah statemen yang digunakan user mengakses basis data.
Tujuan desain database.
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting di sistem informasi, karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapa database dalam sistem informasi disebut dengan database system. Sistem basis data (database system) ini adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi.
Tujuan dari desain database adalah untuk menentukan data-data yang
dibutuhkan dalam sistem, sehingga informasi yang dihasilkan dapat
terpenuhi dengan baik. Terdapat beberapa alasan mengapa desain database perlu untuk dilakukan, salah satu adalah untuk menghindari pengulangan data.
Adapun metode untuk meminimasi pengulangan data (data redudancy) antara
lain dengan :
a. Normalisasi. Adalah proses yang berkaitan dengan model data relational untuk mengorganisasi himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi atau erat. Hasil dari proses normalisasi adalah himpunan himpunan data dalam bentuk normal Kegunaan normalisasi :
a. Meminimasi pengulangan informasi.
b. Memudahkan indentifikasi entiti / obyek.
b. Dekomposisi lossless.
Diperlukan jika ada indikasi bahwa tabel yang kita buat tidak baik (terjadi pengulangan informasi, potensi inkonsistensi data pada operasi
pengubahan, tersembunyinya informasi tertentu) dan diperlukan supaya
jika tabel-tabel yang didekomposisi kita gabungkan kembali dapat
menghasilkan tabel awal sebelum didekomposisi, sehingga diperoleh tabel
yang baik.
c. ERD (Entity Relationship Diagram).
d. Menentukan kardinalitas relasi.
Terdapat beberapa pengertian tentang key sehubungan dengan normalisasi dan ERD, antara lain :
a. Superkey adalah gugus dari sejumlah atribut entiti yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi obyek secara unik.
b. Candidate key adalah superkey dengan jumlah atribut minimal dan dapat berdiri sendiri.
c. Primary key adalah superkey yang dipilih oleh desainer atau administrator basis data.
Langkah-langkah desain database.
Untuk tahap desain database yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu file-file yang diperlukan dalam sistem informasi yang dibangun. File-fila database yang dibutuhkan oleh system dapat dilihat pada desain model yang digambarkan dalam bentuk diagram arus data (DFD).
Langkah-langkah desain database secara umum adalah sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan file database untuk sistem yang baru.
File yang dibutuhkan dapat ditentukan dari DAD sistem baru yangtelah
dibuat.
b. Menentukan parameter daru file database.
Setelah file-file yang dibutuhkan telah dapat ditentukan, maka parameter
dari file selanjutnya juga dapat ditentukan. Parameter tersebut, meliputi:
• Tipe dari file : file induk, file transaksi, file sementara (temporary).
• Media dari file : hardisk, disket, pita magnetik, CD.
• Organisasi dari file : fila sequential, random, berindek.
• Field kunci dari file

Sumber : http://fadlanhijaji.blogspot.com/

Contoh Real e-business, dan kenapa bisa berhasil ?

Saat ini dunia perdagangngan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangngan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan instan sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut maka kini muncul transaksi yang menggunakan media Internet untuk menghubungkan antara produsen dan konsumen. Transaksi melalui Internet ini lebih dikenal dengan nama E-Commerece dan E-Business. E-Businnes Merupakan kegiatan bernisnis di Internet yang tidak saja pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (bail individual maupun instansi).Telah banyak perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan cross functional enterprise systems yang mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis secara tradisional yang dimilikinya guna melakukan reengineer dan meningkatkan proses bisnis yang utama dalam perusahaan. Cross functional enterprise system yang dilakukan oleh perusahaan berkaitan dengan enterprice resources planning, customer relationship management, enterprise application integration, supply chain management dan enterprice collaboration systems. Penerapan e-business system dalam perusahaan biasanya menggunakan bantuan software, dimulai penerapannya pada fungsi per fungsi kemudian berkembang antar fungsi yang menjadi cross-funtional client/server.

Kunci Keberhasilan dalam E-Business

Kunci Keberhasilan dalam E-Business
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-business bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, dan diantaranya ada dua faktor penting dalam menetapkan keberhasilan dalam langkah - langkah untuk masuk dalam e-business, yaitu :
Faktor pertama adalah tingkat kesesuaian dan dukungan aktivitas e-business atas strategi keseluruhan perusahaan. Faktor kedua adalah kemampuan untuk menjamin bahwa proses e-business memenuhi tiga karakteristik kunci yang dibutuhkan dalam transaksi bisnis apapun, yaitu Validitas, Integritas, dan Privasi , sebagai contoh :
1.      Menyediakan harga kompetitif
2.      Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3.      Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4.      Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5.      Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6.      Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7.      Mempermudah kegiatan perdagangan

Sumber : http://dotcomcell.com/kumpulan-artikel/2011/02/apa-itu-internet-marketing-bisnis-online-dan-e-commerce.html

Infrastruktur e-business


INFRASTRUKTUR untuk E-BUSINESS
Kemajuan teknologi komunikasi dan jaringan, terutama internet, menyediakan inrastruktur yang dibutuhkan untuk e-business. Bagian ini memberikan pengantar atas gambaran umum konsep jaringan dan mendiskusikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan metode-metode alternatif yang dapat dipergunakan organisasi dalam mengimplementasikan e-business.
 
Jenis-jenis Jaringan
            Jaringan telekomunikasi dibanyak perusahaan dipergunakan untuk melakukan e-commers dan mengelola operasi internal yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
1.      Local Area Network (LAN)
2.      Wide Area Network (WAN)
3.      Value-added Network dan
4.      Internet
 
Software Komunikasi
Software komunikasi mengelola aliran data melalui suatu jaringan. Software komunikasi didesain untuk bekerja dengan berbagai jenis peraturan dan prosedur untuk pertukaran data. Software ini melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.      Pengendalian akses
Software ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan antar-berbagai peralatan; secara otomatis memutar dan menjawab telepon; membatasi akses hanya pada para pemakai yang berwenang; serta membuat parameter seperti: kecepatan, mode, dan arah pengiriman.
2.      Pengelolaan jaringan
Pada software ini berfungsi untuk mengumpulkan data untuk memeriksa kesiapan peralatan jaringan untuk mengirim atau menerima data; membuat aturan antri untuk masukan dan keluaran; menetapkan prioritas dalam sistem,mengirimkan pesan; dan mencatat aktivita, penggunaan, dan kesalahan dalam jaringan.
3.      Pengiriman data dan file
Software ini berfungsi untuk mengontrol pengiriman data, file dan pesan-pesan diantara berbagai peralatan.
4.      Pendeteksi dan pengendalian atas kesalahan
Sofware ini berfungsi untuk memastikan bahwa data yang dikirim benar – benar merupakan data yang diterima.
5.      Keamanan data
Software ini berfungsi untuk melindungi data selama pengiriman dari akses pihak yang tidak berwenang.
 
PILIHAN KONFIGURASI JARINGAN
 
Konfigurasi LAN
Konfigurasi LAN mempunyai tiga ciri dasar, yaitu: konfigurasi bintang, konfigurasi cincin, dan konfigurasi.
a.       Konfigurasi Bintang
Dalam konfigurasi bintang, setiap peralatan secara langsungb terhubung dengan server pusat. Seluruh komunikasi antara peralatan dikendalikan dan dikirim melalui serverv pusat. Biasanya, server akan mengumpulkan data setiap peralatan untuk melihat apakah peralatantersebut ingin mengirim pesan. Konfigurasi bintang adalah cara termahal untuk membangun LAN karena membutuhkan banyak sekali kabel untuk menghubungkannya. Akan tetapi, keunggulan utamanya adalah apabila salah satu titik sedang gagal (down), kinerja jaringan yang lain atau jaringan selebihnya tidak terganggu.
b.      Konfigurasi Cincin
Pada konfigurasi cincin, setiap titik secara langsung terhubung dengan dua titik lainnya. Ketika sebuah pesan melalui cincin tersebut, setiap titik akan memeriksa judul paket untuk menetapkan apakah data tersebut ditujukan bagi titik berkaitatau tidak. LAN yang dikonfigurasikan cincin mempergunakan software yang disebut dengan token. Token ini berfungsi sebagai untuk mengendalikan aliran data dan untuk mencegah tabrakan. Token secara terus-menerus beroperasi disepanjang cincin. Jadi, titik-titik lainnya harus menunggu hingga pesan yang dikirim sampai pada tujuannya dan token tersebut bebas kembali, sebelum mereka dapat mengirim data. Apabila hubungan dalam cincin rusak, jaringan tersebut dapat berfungsi, walaupun lebih pelan, dengan cara mengirimkan seluruh pesan ke arah yang berbeda.
c.       Konfigurasi BUS
Didalam konfigurasi BUS, setiap peralatan dihubungkan dengan saluran utama, atau yang disebut BUS. Pengendali komunikasi didesentralisasi melalui jaringan BUS. Konfigurasi BUS mudah untuk diperluas dan lebih murah untuk dibuat daripada konfigurasi bintang. Akan tatapi, kinerjanya akan menurun apabila jumlah titik yang dihubungkan meningkat.

SUMBER : datakuliah.blogspot.com/.../infrastruktur-untuk-e-business-dan.html

Minggu, 27 November 2011

Pengaruh-Pengaruh E-Business Atas Proses Bisnis


Pengaruh-Pengaruh E-Business Atas Proses Bisnis

  • Pembeli dan Inbound Logistic. Internet dapat meningkatkan aktifitas pembeli dengan cara mempermudah perusahaan mengidentifikasi calon pemasok dan membandingkan harga. Data mengenai pembelian yang dilakukan sub unit organisasi yang berbeda dapat disentralisasikan, sehingga memungkinkan organisasi untuk menetapkan pembelian total diseluruh dunia atas berbagai produk.
  • Operasi internal, sumber daya manusia, dan infrastuktur. Teknologi komunikasi tingkat lanjut dapat secara signifikan meningkatkan effisiensi operasi internal. Peningkatan akses ke informasi juga dapat secara signifikan meningkatkan perencanaan. Pada sumber daya manusia, aktifitas ini mendukung untuk effisiensi dan efektifitas dalam aktifitas utama.
  • Outbound Logistic. Akses yang tepat waktu dan akurat atas informasi rinci tentang pengiriman memungkinkan penjual mengurangi biaya tranportasi melalui cara pengiriman gabungan ke para pelanggan yang dekat lokasinya satu dengan yang lainnya. Informasi yang lebih tepat waktu tentang penjualan dapat membantu pabrik mengoptimalkan jumlah persediaan yang ditanggungnya.
  • Penjualan dan Pemasaran. Perusahaan dapat menciptakan katalog elektronik di Website mereka untuk mengotomatisasikan input pesanan penjualan. Kemampuan ini tidak hanya memungkinkan para pelanggan menyampaikan pesanan saat mereka menginginkannya, tetapi juga dapat secara signifikan mengurangi jumlah staf dengan cara meniadakan telepon, surat-menyurat atau pengiriman faks.